Adabeberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama, adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan, kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti "mulia". Ada juga yang menyebut berasal dari kata sana (Jawa), yang berarti "tempat".
Simak ulasan tentang √ anggota walisongo, √ karomah walisongo, √ Sejarah walisongo, √ biografi walisongo dan √ makam walisongo berikut. Sejarah WalisongoAnggota Walisongo1. Sunan Gresik2. Sunan Ampel3. Sunan Bonang4. Sunan Giri5. Sunan Derajat6. Sunan Kalijaga7. Sunan Kudus8. Sunan Muria9. Sunan Gunung JatiKaromah WalisongoLegenda Walisongo Menyerang MajapahitLegenda Sunan GiriLegenda Sunan BonangLegenda Sunan KudusLegenda Sunan KalijagaLegenda Pembangunan Masjid DemakLegenda Lembu Peteng Hendak Membunuh Sunan AmpelLegenda Syeh Siti Jenar Sejarah Walisongo Kata Walisongo adalah kata majemuk dari kata “Wali” dan “Songo”. Kata Wali berasal dari bahasa arab, singkatan dari kata “waliyullah” yang artinya orang yang mencintai Allah dan dicintai Allah. Dan kata Songo berasal dari bahasa jawa yang berarti sembilan. Walisongo – Tokoh Islam Nusantara Jadi Walisongo adalah kumpulan para wali yang berjumlah sembilan. Mereka adalah para wali yang mencintai Allah dan dicintai oleh Allah. Mereka dianggap sebagai ketua mubaligh islam pada waktu itu untuk berdakwah dan syiar mengenai islam. Walisongo ini adalah para wali yang menyebarkan agama islam di Jawa pada saat itu namun meluas sampai seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan murid-murid para wali yang berguru ke pesantren mereka, berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Para wali yang berasal dari Jawa atau keturunan Jawa, seringkali dikaitkan dengan legenda-legenda mistik. Sementara itu para wali yang asli Timur Tengah tidak banyak dikisahkan dalam legenda-legenda mistik. Di dalam legenda ini pengertian karomah adalah memiliki kesaktian mandraguna. Namun dalam Islam karomah adalah taqwa kepada Allah dan mendapatkan kekuatan itu atas ijin-Nya. Setiap orang memilki kelebihan masing-masing, namun dalam tingkatanya dapat dirangkum seperti berikut Mukjizat adalah kelebihan yang dimilki para Nabi. Karomah adalah kelebihan yang dimiliki para Wali. Maunah adalah kelebihan yang dimiliki orang-orang Mukmin. Begitu hebatnya penghormatan rakyat kepada para wali dapat kita lihat dari beberapa legenda dalam bentuk cerita atau dongeng yang kadang-kadang tidak masuk akal karena penuh dengan misteri dan kesaktian. Namun keberadaan Walisongo ini membuat kita paham akan susahnya dan jerih payah mereka dalam mengajarkan islam ke tanah Jawa dan menyebar ke seluruh Indonesia. Simak dan baca Penyebaran Agama Islam Anggota Walisongo Walisongo telah benar-benar membawa perubahan dan dampak yang besar terhadap masyarakat Jawa pada jaman dulu. Seperti yang kita tahu dari pelajaran di sekolah bahwa yang mayoritas orang jawa pada saat itu beragama Hindu dan Budha. Anggota Walisongo ada 9 orang, yaitu Sunan Gresik Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Giri Sunan Derajat Sunan Kalijaga Sunan Kudus Sunan Muria Sunan Gunung Jati Masing-masing anggota Walisongo tersebut memilki andil atau peranan yang sangat penting dalam mengajarkan agama Islam. Berikut biografi Walisongo yang perlu Anda pahami. 1. Sunan Gresik Ilustrasi Sunan Gresik – Anggota Walisongo Anggota Walisongo yang pertama adalah sunan Gresik. Sunan Gresik merupakan sunan pertama kali yang menjadi gurunya para walisongo. Beliau adalah orang tertua dari anggota walisongo yang menyebarkan agama islam ke tanah Jawa. Sebenarnya sudah ada orang Jawa kala itu yang sudah memeluk agama Islam. Karena pada saat itu islam sudah berkembang pesat di Arab, Gujarat atau Turki. Jadi islam sudah dibawa masuk oleh para pedagang dari Arab, Gujarat atau Turki tersebut. Namun pemeluk islam hanya berada di sekitar pesisir Jawa saja. Penyebaran ini melalui jalur prnikahan atau pedagang yang menetap sementara di sekitar pesisir Jawa. Sunan Gresik yang bernama asli Maulana Malik Ibrahim bukan asli orang Jawa atau orang Indonesia. Beliau berasal dari negara Champa Negeri Cermin datang ke Indonesia dan mendarat di Gresik. Setelah mendarat di pelabuhan Gresik, beliau memang berniat menyebarkan agama islam dengan pendekatan melalui perdaganagn. Maka beliau mendirikan rumah di Laren dan sebuah toko di desa Romo yang menjual barang-barang bawaannya untuk menjalankan misi dakwahnya. Beliau merangkul masyarakat saat itu dengan beramah-tamah, mengajari masyarakat saat itu dengan bercocok tanam yang baik dan sekaligus menjadi tabib. Upaya sunan Gresik akhirnya berhasil, masyarakat bersimpati kepadanya dan mulai mengikuti arahan-arahan dan ajaran-ajaran Islam. 2. Sunan Ampel Ilustrasi Sunan Ampel – Anggota Walisongo Anggota walisongo yang kedua adalah sunan Ampel. Seperti sunan Gresik, sunan Ampel juga bukan asli orang Jawa. Beliau berasal dari negeri Champa juga. Sunan Ampel dikenal dengan nama Raden Rahmat. Sunan Ampel meninggalkan Champa untuk pergi ke pulau Jawa sekitar tahun 1443. Tujuan kedatangannya ke Jawa adalah untuk menemui bibinya Dwarawati. Putri Dwarawati adalah seorang putri raja Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya. Sesampainya di Jawa beliau meminta ijin raja Majapahit untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Raja Majapahit setuju, asal warganya dengan sukarela memeluk islam bukan paksaan. Walau raja sendiri tidak mau memeluk islam. Sunan Ampel kemudian membangun pesantren di daerah Ampel Surabaya. Sunan Ampel sangat pintar dalam mengajarkan agama islam. Salah satu ajaran sunan Ampel yang sampai sekarang terkenal yaitu ajaran “Molimo” atau “Moh Limo”. Kata “Moh” berasal dari bahasa Jawa yang artinya tidak, dan “Limo” artinya Lima. Jadi Moh Limo adalah “Tidak melakukan lima perbuatan yang dilarang oleh Allah”. Isi dari ajaran Moh Limo adalah Moh Mabuk Tidak mabuk atau minum-minuman. Moh Main Tidak main atau tidak berjudi. Moh Madon Tidak main perempuan. Moh Madat Tidak memakai obat-obatan. Moh Maling Tidak Mencuri. Bahkan ajaran Moh Limo ini sampai sekarang masih menjadi ajaran yang dipegang umat muslim hingga saat ini. Dalam masyarakat sekarang dikenal dengan istilah 5M. 3. Sunan Bonang Ilustrasi Sunan Bonang – Anggota Walisongo Anggota Walisongo yang ketiga adalah sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra pertama dari sunan Ampel. Nama Bonang berasal dari Bong Ang dari marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel. Nama asli sunan Bonang adalah Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Sejak kecil sunan Bonang belajar agama islam di pesantren ayahnya sendiri di Ampel Surabaya. Beliau pernah mendalami islam bersama saudara perguruannya yaitu raden Paku ke negeri Champa. Setelah selesai menimba ilmu, akhirnya sunan Bonang kembali ke Jawa dan mendirikan pesantren di Tuban. Dalam menyebarkan agama sunan Bonang melakukan pendekatan kepada masyarakat menggunakan musik. Bahkan beliau menciptakan alat musik Jawa yaitu gamelan sebagai sarana menarik simpati masyarakat. Salah satu alat musik gamelan ciptaannya diberi nama Bonang. Dalam menyebarkan agama islam, selain menyebarkannya dengan gamelan, beliau juga menggunakan cara dakwah dengan melalui tembang-tembang Jawa. Banyak sastra tembang yang beliau ciptakan sebagai pesan-pesan ajaran islam. Karya sastra sunan Bonang berupa suluk, carangan paweyangan dan tembang tamsil. Salah satu tembang karya sunan Bonang yang terkenal sampai sekarang adalah suluk sunan Bonang yang berbentuk prosa Jawa yang dipengaruhi oleh bahasa Arab. Hingga saat ini catatan itu masih tersimpan di Universitas Leiden, Belanda. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 Masehi dan dimakamkan di kota Wali Tuban. 4. Sunan Giri Ilustrasi Sunan Giri- Anggota Walisongo Anggota sunan yang keempat adalah sunan Giri. Sunan Giri adalah putra dari Maulana Ishaq dan Nyi Sekardadu putri Blambangan. Dalam sejarah yang diceritakan, sunan Giri pada waktu bayi dihanyutkan di selat Bali atas perintah kakeknya Raja Blambangan. Ketika dihanyutkan di selat Bali tersebut ia ditemukan oleh kapal saudagar milik seorang wanita dari Tuban bernama nyi Ageng Pinateh. Untuk itu karena ditemukan di laut sunan Giri kecil diberi nama Joko Samudro. Setelah menginjak remaja, ia belajar ilmu agama islam di pondok pesantrennya sunan Ampel di Surabaya. Dikisahkan setiap hari Joko Samudro berjalan kaki dari Tuban ke Ampel. Salah satu karomahnya sudah ia miliki sejak kecil. Beliau dapat melakukan perjalanan dengan sangat cepat dari Tuban ke Ampel Surabaya. Konon ceritanya beliau hanya beberapa menit melakukan perjalanan tersebut melalui bibir pantai Kelapa di Tuban. Setelah besar, beliau diberi nama Raden Paku oleh sunan Bonang atas titipan ayahnya yang ternyata paman dari sunan Ampel yang berasal dari Champa. Paku disini memiliki arti Paku atau tonggak agama islam di Jawa yang sangat kuat. Dengan maksud bahwa raden Paku kelak menjadi pengajar dan penyebar agama islam yang sangat berpengaruh di tanah Jawa. Beliau mendirikan pesantren di daerah Giri, Tuban. Beliau sangt berpengaruh dalam kasultanan Demak. Bahkan beliau sempat menjadi raja selama masa transisi sebelum akhirnya diserahkan kepada Raden Patah. Sunan Giri wafat pada pertengahan abad 16 Masehi dan dimakamkan di Gresik Jawa Timur. 5. Sunan Derajat Ilustrasi Sunan Derajat – Anggota Walisongo Aggota sunan yang kelima adalah sunan Derajat. Sunan Derajat adalah putra dari sunan Ampel dan Dewi candrawati, beliau juga adik dari sunan Bonang. Sunan Derajat yang dikenal dengan nama Raden Qasim belajar agama islam dari ayahnya di pondok pesantren yang ada di Ampel. Beliau terkenal dengan jiwa sosial yang tinggi dan tema-tema dakwahnya yang selalu berorientasi pada gotong-royong. Beliau selalu menolong orang-orang yang yang membutuhkan, mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Beliau wafat pada pertengahan abad 16 Masehi dan dimakamkan di Pacitan, Lamongan Jawa Timur. 6. Sunan Kalijaga Ilustrasi Sunan Kalijaga – Anggota Walisongo Anggota Walisongo yang keenam adalah sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah putra dari Raden Sahur tumenggung Wilatikta Bupati Tuban dan dewi Nawarum. Sunan Kalijaga masih ada keturunan dari Ranggalawe, satria sakti dari kerajaan Majapahit. Sunan Kalijaga dengan nama asli Raden Mas Syahid, dari kecil sudah belajar mengenai islam. Karena beliau dari golongan ningrat, beliau tidak merasakan kekurangan apapaun. Namun beliau sangat sedih dengan keadaan rakyat di Tuban waktu itu, maka beliau meninggalkan rumah orang tuanya untuk menjadi perampok yang baik. Beliau merampok harta para orang kaya kemudian dibagikan kepada para fakir miskin. Beliau dikenal dengan sebutan Lokajaya, perampok yang sangat ditakuti oleh para saudagar-saudagar kaya. Namun ketika beliau bertemu dengan sunan Bonang dan hendak merampoknya, beliau malah disadarkan dan mengikuti sunan Bonang untuk menjadi muridnya. Oleh sunan Bonang, Raden mas Syahid disuruh bertapa di tepi sungai untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama termasuk perbuatan merampok orang. Walaupun merampok itu tujuannya mulia untuk membantu orang miskin, tetap saja langkah yang diambil itu salah. Sekian lama berlalu sunan Bonang sampai lupa kalau menyuruh Raden Mas Syahid bertapa di tepi sungai. Ketika dihampiri, beliau sudah berjenggot bahkan sampai ada sarang burung dikepalanya. Kemudian beliau diajak suann Bonang untuk mendalami islam di pesantrennya. Karena bertapa di tepi sungai itulah, beliau dikenal sebagai sunan Kalijaga, yang artinya sunan penjaga kali atau penjaga sungai. Ketika berdakwah menyebarkan agam islam, wilayah beliau tidak terbatas. Beliau suka berkeliling dan memperhatikan masyarakat. Oleh sebab itu semua lapisan masyarakat sangat bersimpati kepadanya. Sunan Kalijaga mengikuti jejak gurunya yaitu sunan Bonang yang berdakwah menggunakan berbagai media seni. Seperti seni pertunjukan wayang kulit, seni gamelan, seni suara, seni ukir, seni busana dan kesastraan. Sunan Kalijaga wafat pada abad 15 Masehi dan dimakamkan di Kadilangu, Demak Jawa Tengah. Simak ulasan lebih detail tentang biografi, sejarah, makam dan nama asli beliau pada artikel Sunan Klaijaga berikut. 7. Sunan Kudus Ilustrasi Sunan Kudus – Anggota Walisongo Anggota walisongo yang ketujuh adalah sunan Kudus. Sunan Kudus adalah putra dari Utsman Haji. Utsman Haji adalah orang yang menyebarkan agama islam di Jipang Panolan, Blora. Sunan Kudus dengan nama asli Jafar Sodiq menyebarkan agama islam di daerah Kudus. beliau ahli dibidang ilmu fiqih, ushul fiqih, tauhid, hadist, dan logika. Untuk kepentingan dakwah, beliau menciptakan cerita keagamaan yang berjudul gending maskumambang dan Mijil. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 Masehi dan dimakamkan di pemakaman masjid Menara Kudus. 8. Sunan Muria Ilustrasi Sunan Muria – Anggota Walisongo Anggota walisongo yang kedelapan adalah sunan Muria. Beliau adalah putra dari sunan Klaijaga. Beliau berdakwah seperti ayahnya yaitu berkeliling ke daerah-daerah terpencil untuk menyebarkan agama islam. Obyek dakwahnya adalah orang-orang dari kalangan rakyat biasa seperti pedagang, nelayan dan petani. Metode dan cara dakwahnya juga banyak melalui seni kasustraan Jawa. Beliau juga menciptakan tembang Jawa yang berjudul Sinom dan Kinanti. Suann Muria wafat pada abad 16 Masehi dan dimakamkan di gunung Muria Kudus. 9. Sunan Gunung Jati Ilustrasi Sunan Gunung Jati – Anggota Walisongo Anggota walisongo yang kesembilan adalah sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati adalah cucu raja Pajajaran prabu Siliwangi. Namun demikian ada yang menceritakan kalau sunan Gunung Jati berasal dari Samudera Pasai. Menurut Purwaka Caruban Nagari, sunan Gunung Jati dihormati oleh kerajaan Demak dan Pajang. Beliau mendapatkan gelar Raja Pandita. Karena jasa beliau akhirnya islam dapat tersebar luas dan diterima oleh masyarakat Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat yang sebelumnya sangat kuat dalam memeluk agama nenek noyangnya yaitu agama Hindu. Beliau mendirikan kasultanan Cirebon dab Banten. Disamping itu beliau juga mendirikan pesantren Gunung Jati yang berada di Cirebon. Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1570 Masehi dan dimakamkan di desa Astana, Gunung Jati, Cirebon. Simak dan baca juga Peninggalan Kerajaan Islam Indonesia Karomah Walisongo Dalam menyebarkan agama islam di Jawa dan di Indonesia, anggota Walisongo sering mengalami perlawanan-perlawanan dengan kerajaan yang memerintah pada waktu itu. Namun Walisongo dengan gigih melakukan perlawanan dengan karomah yang dimilikinya. Berikut beberapa legenda yang melibatkan karomah walisongo. Legenda Walisongo Menyerang Majapahit Ada berbagai legenda dan cerita berhubungan dengan peperangan antara anggota walisongo dengan pasukan majapahit. Saat menyerang Majapahit, Sunan Gunung Jati mengibaskan surbannya, dari sana kemudian jutaan tikus keluar untuk meyerang pasukan Majapahit hingga berantakan. Selanjutnya, ketika keris Sunan Giri dihunus dari sarungnya, maka keluarlah ribuan lebah yang menyengat pasukan Majapahit. Kondisi ini membuat pasukan majapahit lari tunggang langgang diserang oleh pasukan lebah. Ketika peti mukjizat dari Palembang dibuka, terdengar suara ledakan seperti seribu petir sehingga langit menjadi suram, rumah-rumah roboh, dan bumi berguncang. Dari peti juga keluar jutaan mahkluk halus yang menimpakan malapetaka kepada pasukan Majapahit. Sementara itu, peci Sunan Bonang dapat mengeluarkan jutaan senjata yang mengamuk menghantam pasukan majapahit. Semua kisah legenda yang sangat luar biasa ini ditulis dalam kitab Walisongo dengan langgam Durma. Legenda Sunan Giri Sejak kecil Sunan Giri sudah menunjukkan karomah dalam dirinya. Pada waktu bayi ia dibuang dengan dihanyutkan di selat Bali atas perintah kakeknya. Namun ia selamat dan ditemukan oleh saudagar yang sedang berlayar di selat Bali yang pemilik kapalnya adalah seorang wanita kaya raya dari Gresik. Untuk itu masa kecilnya Sunan Giri bernama Joko Samudro. Joko artinya anak laki-laki dan Samudro artinya lautan luas. Maka Joko Samudro artinya anak laki-laki yang ditemukan di samudra selat Bali. Setelah besar ia belajar agama islam di pesantren milik Sunan Ampel di Surabaya. Sunan Giri memiliki karomah yang diberikan Allah yaitu salah satunya dapat menyabda beras menjadi selendang tenun Bali, pasir menjadi beras, dan kerikil menjadi Mutiara permata. Kalam yang sedang dipakai untuk menulis, dilemparkan kearah tantara Majapahit yang datang menyerang dapat berubah menjadi keris Kalamunyeng dan menghancurkan musuh tersebut. Saat makam Sunan Giri hendak dibongkar dan dirusak oleh tantara Majapahit, ternyata jutaan lebah keluar untuk menyerang pasukan sehingga mereka lari kalang kabut. Legenda Sunan Bonang Sunan Bonang yang masa mudanya berguru kepada ayahnya yaitu sunan Ampel, memiliki pengetahuan ilmu agama islam yang tinggi. Masa belajar di pesantren milik Ayahnya, ia berteman dengan Sunan Giri, karena memang satu pondok pesantren. Salah satu karomah Sunan Bonang yaitu dapat mengubah buah aren menjadi emas. Karomah tersebut telah membuat Brandal Lokajaya bertobat kepada beliau ketika hendak merampoknya dan akhirnya berguru kepada sunan Bonang. Legenda Sunan Kudus Sunan Kudus ketika menyerang Terung dengan tujuh prajuritnya oleh Adipati Pecattondo dilihat seperti membawa ribuan prajurit hingga sang adipati menyerah tanpa kekerasan senjata. Legenda Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga adalah putra dari adipati Tuban yang sangat kaya raya. Sunan Kalijaga muda bernama Raden Mas Syahid. Ia tidak menyukai tindakan kesewenang-wenangan dari kerajaan terhadap rakyat jelata. Pada masa mudanya sebelum bertemu dengan sunan Bonang, ia menjadi perampok yang mengambil harta para saudagar-saudagar kaya yang kemudian hasil rampasannya itu dibagikan kepada rakyat miskin. Sunan Kalijaga adalah Sunan yang memiliki banyak cerita legenda diantara sunan-sunan lainnya. Karena memang Sunan Kalijaga adalah Sunan yang paling merakyat ketika menyebarkan agama islam ke masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga adalah murid dari Sunan Bonang bersama dengan Syeh Siti Jenar. Dalam syiar agama islam Sunan Kalijaga melakukan pendekatan-pendekatan yang masih menggunakan unsur-unsur budaya Hindu atau Budha saat itu. Dengan demikian ajaran islam mudah diterima oleh masyarakat yang masih memeluk agama Hindu atau Budha saat itu. Karomah Sunan Kalijaga diantaranya Dapat menghidupkan kembali ayam tukung yaitu ayam panggang yang telah hilang brutunya. Dapat menghidupkan ikan gurameh yang tinggal tulangnya saja, karena dagingnya sudah dimakan. Dapat bertemu dan berguru pada Nabi Khidir di Lulmat Agaib, yang menjelma menjadi bocah bajang anak kecil dan memberi wejangan tentang nafsu lawwamah, ammarah, sufiah, dan muthmainnah. Dapat mengubah sebongkah tanah menjadi emas di hadapan Adipati Pandanaran untuk menunjukkan bahwa mencari harta benda itu sebenarnya perkara gampang, tetapi seringkali harta benda justru menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita kembali kepada Allah Swt. Memiliki baju takwa bernama Kiai Antakusuma sebagai hadiah peninggalan dari Rasulullah Saw. Baju itu dapat berubah-ubah warnanya menurut kesukaan yang memandang. Bisa mengubah biji besi sebesar biji asam menjadi sebesar gunung. Ketika Sunan Kalijaga membawa besi bahan untuk dijadikan keris kepada Empu Supo, karena dipaido dilecehkan tidak cukup karena besinya hanya sebesar klungsu biji asam, lalu disabda menjadi sebesar gunung sehingga merepotkan Empu Supo sendiri. Oleh karena itu, besi itu lalu diubah menjadi ukuran semula dan Empu Supo pun dapat mengerjakannya menjadi keris yang ampuh. Legenda Pembangunan Masjid Demak Pembangunan Masjid Agung Demak hanya dilakukan dalam satu malam. Saking keramatnya, pembangunan Masjid Demak juga dibantu beberapa binatang seperti katak hijau dan kadal. Tetapi ada juga binatang yang mengganggu yaitu orong-orong. Sedangkan untuk menentukan arah kiblat, Sunan Kalijaga menghubungkan kubah Masjid Demak dengan kubah Masjidil Haram. Di samping itu, legenda mengatakan bahwa Sunan Kalijaga dapat membuat tiang Masjid Demak dari potongan kayu kecil-kecil tatal yang menjadi salah satu soko guru tiang utama masjid. Kualitasnya tiang dari tatal ini tidak berbeda dengan tiang buatan wali lainnya yang terbuat dari kayu jati glondongan yang besar. Masjid Demak ini menjadi salah satu masjid dengan arsitektur unik di Indonesia dengan berbagai sejarah pembuatan nya oleh Walisongo. Legenda Lembu Peteng Hendak Membunuh Sunan Ampel Lembu Peteng adalah tokoh dunia persilatan dari Madura yang sakti mandraguna. dalam legenda ini Lembu Peteng ingin membunuh sunan Ampel. Dalam legenda dikisahkan ketika lembu Peteng hendak membunuh Sunan Ampel dari belakang. Namun sebelum ia melaksanakan niatnya, tiba-tiba sekujur tubuhnya gemetar dan kehilangan segala kekuatannya. Kekuatan Lembu Peteng seolah-olah hilang dan tidak bergeming untuk melanjutkannya. Lembu Peteng baru pulih kembali setelah Sunan Ampel mengampuni kesalahannya. Dan akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk membunuh Sunan Ampel. Legenda Syeh Siti Jenar Syeh Siti Jenar adalah salah satu wali yang memiliki ilmu agama islam yang sangat tinggi. Ia sangat disegani dan memiliki ilmu kesaktian yang luar biasa. Namun karena berbeda pandangan tentang ajaran agama islam yang diajarkannya, maka beliau akhirnya dijatuhi hukuman pancung. Hal ini dilakukan agar ajaran islam tidak menyimpang dari ajaran islam yang asli dari Rasulullah. Karomah syeh Siti jenar yaitu ketika lehernya dipancung, darah yang keluar dari tubuhnya berwarna putih dan berbau harum, memancarkan sinar dan tercipta huruf Arab kaligrafi yang berbunyi “la illaha illallah”. Legenda mengatakan bahwa Syeh Siti Jenar dapat mengubah dirinya menjadi dhandhang seta burung gagak putih dan menjadi cacing. Ketika makam Syeh Siti Jenar dibongkar, jenazahnya telah berbuah menjadi dua kuntum bunga melati yang harum, yang wanginya tercium sampai kejauhan. Simak dan baca Tokoh Islam Demikian ulasan tentang sejarah Walisongo dan urutan Walisongo yang terkenal sampai sekarang, dan menjadi kurikulum pelajaran agama islam dan sejarah Indonesia. Walisongo adalah ulama-ulama Indonesia yang sangat berjasa dalam menyebarkan dan berkembangnya agama islam di Indonesia.
Spiritualfather atau bapak rohani adalah istilah yang sering digunakan untuk pendidik. Pendidik adalah orang yang memberikan ilmu, pembinaan akhlaq m Pendidik adalah Bapak Rohani . 13 Maret 2020 21:08 Diperbarui: 13 Maret 2020 21:04 2333 5 3 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto
WALI SONGO – Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu. Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan. Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah. Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada zaman sekarang. Para Wali Allah ini berdakwah di Nusantara dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam agama Islam dengan tanpa adanya paksaan. Selama berdakwah setiap Sunan memiliki wilayah dakwahnya masing-masing dan terdapat juga beberapa peninggalan yang menjadi bukti terhadap perannya dalam tersebarnya Islam di Negeri ini. 1. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti pokok perjuangan Sunan Gresik adalah untuk menghapuskan sistem kasta yang ada pada masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja. Nama Asli Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim. Wilayah Dakwah Sunan Gresik Gresik, Jawa Timur. Peninggalan Sunan Gresik Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur. Tahun Wafatnya 1419 masehi Makam Sunan Gresik Desa Gapura Wetan, Gresik. Berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW ke 22. Beliau pertama kali memulai menyebarkan luaskan agama Islam di pulau Jawa di akhir era kekuasaan kerajaan Majapahit. Beliau menarik hati masyarakat pada saat itu dengan cara bertani dan menjadi pedagang. Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam. Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik. Akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur. Di tempat itulah Sunan Gresik selama bertahun-tahun mengajarkan tentang ilmu agama Islam hingga akhir hayatnya. Asal Usul Sunan Gresik Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu. Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara, termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475 Hijriah. Jadi dapat disimpulkan bahwa Islam sudah ada di pulau jawa sebelum jaman Wali Songo. Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu masih belum berkembang secara luas. Sejarah Sunan Gresik Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M. Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyat Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak memiliki agama. Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H. Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu “Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah kebijaksanaan dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog bertukar pikiran dengan cara yang sebaik-baiknya QS. An Nahl ; 125” Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia. 2. Sunan Ampel Sunan Ampel termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Walisongo. Menurut sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh Limo“. Moh Limo merupakan bahasa jawa yang mempunyai makna Moh artinya tidak atau menolak, dan Limo memiliki arti lima. Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu adalah Moh Main Tidak Berjudi, Moh Ngombe Tidak Minum Alkohol, Moh Maling Tidak Mencuri, Moh Madat Tidak Menghisap Narkoba, Moh Madon Tidak Berzina. Nama Asli Sunan Ampel Raden Rahmat. Wilayah Dakwah Sunan Ampel Surabaya. Peninggalan Sunan Ampel Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya. Tahun Wafatnya 1481 M. Makam Sunan Ampel Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam. 3. Sunan Bonang Sunan Bonang merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang dalam ajarannya beliau menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya diam, jangan sampai di goncang kebingungan. Nama Asli Sunan Bonang Maulana Makdum Ibrahim. Wilayah Dakwah Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur. Peninggalan Sunan Bonang Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang, bende dan kenong. Juga perkenalkan gapura yang berarsitektur tema islam. Tahun Wafatnya 1525 M. Makam Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur. Menurut sejarah Wali Songo Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim adalah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai. Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke Tuban. Sesampainya di Tuban Sunan Bonang mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai hiburan. Maka dari itu Sunan Bonang pun mempunyai ide untuk membuat alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban. Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga di saat Sunan Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya ia melakukan dakwah. 4. Sunan Drajat Sunan Drajat merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Menurut sejarah Walisongo ajaran yang sering disampaikan oleh Sunan Drajat adalah kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia. Nama Asli Sunan Drajat Raden Qosim Wilayah Dakwah Sunan Drajat Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan. Peninggalan Sunan Drajat Gamelan singa mangkok. Tahun Wafatnya 1522 M. Makam Sunan Drajat Paciran, Lamongan. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan Bonang. Setelah ayahnya meninggal, Beliau belajar dan berguru tentang ilmu agama Islam dari Sunan Muria. Kemudian Beliau kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan. Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut Wenehono teken wong kang wuto artinya berilah tongkat kepada orang yang buta. Wenehono mangan marang wong kan luwe artinya berilah makan kepada orang yang kelaparan. Wenehono busono marang wong kang wudo artinya berilah pakaian kepada orang yang telanjang. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh pada orang yang kehujanan. Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan. 5. Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali yang mengajarkan agama Islam secara dengan bertahap. Caranya adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar. Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah dikenali dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang dengan sendirinya. Nama Asli Sunan Kalijaga Raden Said. Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga Demak dan daerah sekitarnya. Peninggalan Sunan Kalijaga Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk. Tahun Wafatnya Sunan 1513 M. Makam Sunan Kalijaga Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Tengah. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Kalijaga adalah orang pribumi asli yang lahir di Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak laki-laki dari Arya Wilatikta yang merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan Majapahit. Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah pendapat diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Dusun tersebut memiliki nama Kalijaga, sebab zaman dulu berdasarkan cerita sejarah Sunan Kalijaga memiliki hubungan dekat dengan Sunan Gunung Jati. 6. Sunan Kudus Sunan Kudus termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Wali Songo. Berdasarkan sejarah Sunan Kudus merupakan seorang Wali yang mewariskan budaya toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau pada saat hari raya Idul Adha untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus. Nama Asli Sunan Kudus Ja’far Shadiq Wilayah Dakwah Sunan Kudus Kudus, Jawa Tengah Peninggalan Sunan Kudus Masjid Menara Kudus Tahun Wafatnya 1550 M Makam Sunan Kudus Kudus, Jawa Tengah Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati dari anaknya yang bernama Syarifah. Hal ini berarti Beliau merupakan keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Julukan Sunan Kudus yang diberikan kepadanya berasal dari nama tempat Beliau belajar yaitu Al-Quds. Sejarah Singkat Sunan Kudus Selain menimba ilmu agam Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Beliau juga belajar agam islam dari kedua pamannya Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Selam belajar di Yerusalem, Sunan Kudus banyak mendapat pelajaran mengenai ilmu agama dan ilmu pengetahuan dari para ulama Arab. Seusai menuntaskan belajar di Yerusalem, Beliau kembali ke Nusantara dan memulai merintis sebuah pondok pesantren. Di pondok pesantren itu Sunan Kudus mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam dan berdakwah untuk mengajak masyarakat setempat agar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Ilmu yang didapatkan ketika menuntut ilmu di Jawa dan Timur Tengah dangatlah banyak. Berkat keluasan ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang dimiliki oleh Sunan Kudus, akhirnya masyarakat setempat meminta agar beliau menjadi pimpinan daerah Kudus. Sunan Kudus pun mengambil tawaran tersebut, karena menilai bahwa ini dapat menjadi salah satu kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam lebih luas lagi. Ditambah Beliau jadi memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Islam di kalangan pejabat, priyai, dan bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa. Beliau juga mendapat gelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu karena keluasan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Ketika berdakwah di masyarakat, Beliau juga menggunakan cara dakwah dengan menyelipkaan ajaran agama Islam pada kebiasaan atau budaya rakyat setempat. 7. Sunan Muria Sunan Muria termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo yang memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Metode pengajaran Beliau adalah menggunakan tembang sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran Islam Selain itu Sunan Muria juga mewariskan sebuah budaya bernama kenduri. Budaya Kenduri ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal sesudah dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung dinani artinya 3 hari, mitung dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40 hari, nyatus artinya 100 hari, mendak pisan, mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari. Nama Asli Sunan Muria Raden Umar Said. Wilayah Dakwah Sunan Muria Kudus dan Pati. Peninggalan Sunan Muria Masjid Muria. Tahun Wafatnya 1551 M. Makam Sunan Muria Kudus, Jawa Tengah. Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh, adik kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan cara syiar dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian masyarakat setempat. Sunan Muria lebih akrab dan suka berdakwah kepada rakyat jelata karena memiliki jumlahnya paling banyak dan mereka juga mudah menerima ilmu-ilmu baru. Selain menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya Beliau juga bertani, berdagang, dan melaut. 8. Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang tokoh Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya. Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi kaya bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain. Nama Asli Sunan Gunung jati Syarif Hidayatullah. Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati Cirebon, Banten dan Demak. Peninggalan Sunan Gunung Jati Masjid merah Panjunan, Kumangang Pintu, dan Kereta untuk berdakwah. Tahun Wafatnya 1568 M. Makam Sunan Gunung Jati Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat. Sunan Gunung Jati merupakan seorang Wali keturunan bangsawan dari Timur Tengah yang bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah Sunan Gunung Jati adalah keturunan dari Bani Hasyim yang berasal dari Palestina dan jadi pembesar di Negara Mesir. Sunan Gunung Jati semasa hidupnya menyampaikan ajaran Islam di wilayah sekitar daerah Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di Cirebon. 9. Sunan Giri Sunan Giri merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Giri adalah seorang Wali yang populer akan cara penyampaian dakwah yang ceria kepada masyarakat. Dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkannya ke dalam hiburan lagu permainan contohnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir. Nama Asli Sunan Giri Muhammad Ainul Yakin. Daerah Penyebaran Islam Sunan Giri Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Peninggalan Sunan Giri Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid Giri, Giri Kedaton dan Telogo Pegat. Tahun Wafat Sunan Giri 1506 M Makam Sunan Giri Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri merupakan putra keturunan dari ulama Islam yang sedang melakukan syiar Islam di daerah Pasai, Malaka. Namun karena pada saat itu timbul sebuah konflik, sehingga ayah Sunan Giri menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan supaya dibawa pergi ke Jawa. Demikian artikel mengenai Wali Songo beserta nama-nama asli Wali Songo. Semoga tulisan ini dapa bermanfaat dan membantu Anda dalam mempelajari sejarah Wali Songo dalam menyebarkan luaskan ajaran agama Islam di Indonesia. Salam.
Dalambeberapa sumber sejarah tradisional, Syekh Maulana Malik Ibrahim disebut sebagai anggota Wali Songo, tokoh sentral penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sejarawan G.W.J. Drewes menegaskan, Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh yang pertama-tama dipandang sebagai wali di antara para wali. 2 .:: Sejarah Wali Songo.
Banyumas-- Kamis, 28 Juli 2022 Mahasiswa KKN MIT-14 UIN Walisongo Semarang Kelompok 51 gelar Webinar Moderasi Beragama dengan tema "Urgensi Budaya Li
SunanGresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama salah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo, Gresik.. Nasab dan keturunannya. Nasab Maulana Malik Ibrahim bersumber dari catatan dari As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi
Walisongo: Tokoh Penyebar Agama Islam Nusantara. by : Indospiritual. Kategori : Umum. Walisongo berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim,Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan.
nept. 16ilkbci4i.pages.dev/34016ilkbci4i.pages.dev/19516ilkbci4i.pages.dev/6216ilkbci4i.pages.dev/26916ilkbci4i.pages.dev/12316ilkbci4i.pages.dev/17216ilkbci4i.pages.dev/14516ilkbci4i.pages.dev/226
bapak spiritual walisongo adalah